MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
MAKALAH
ASUHAN
KEPERAWATAN MENINGITIS
“Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kulia Teknologi Keperawatan”
Disusun oleh :
Frederikus Wenehenubun
1510711064
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
FAKULTAS KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini dengan judul “Asuhan
keperawatan meningitis”. Ada pun tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kulia teknologi keperawatan. Dalam
penyusunan Makala ini masi terdapat banyak kekurangan, berkat bantuan dan
dorongan dari teman-teman dan juga arahan dari dosen mata kulia teknologi keperawatan,
makalah ini dapat terselesaikan. Maka dari pada itu saya ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan,
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Jakarta, 27 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL ___________________________________________________________i
KATA PENGANTAR_________________________________________________________ii
DAFTAR ISI_______________________________________________________________ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang_____________________________________________________1
1.2 Rumusan Masalah__________________________________________________ 1
1.3 Tujuan____________________________________________________________1
1.4 Manfaat___________________________________________________________1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Meningitis__________________________________________________2
2.2 Etiologi___________________________________________________________2
2.3 Manifestasi Klinis___________________________________________________3
2.4 Klasifikasi_________________________________________________________4
2.5 Pemeriksaan Penunjang______________________________________________ 5
2.6 Komplikasi________________________________________________________ 6
2.7 Penatalaksanaan Medis_______________________________________________7
BAB III ASUHAN
KEPARAWATAN MENINGITIS
3.1 Pengkajian Meningitis________________________________________________9
3.2 Analisa Data_______________________________________________________10
3.3 Diagnosa Keperawatan_______________________________________________13
3.4 Intervensi__________________________________________________________14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ________________________________________________________19
DAFTAR PUSTAKA__________________________________________________________20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Meningitis
adalah radang membrane pelindung system saraf pusat.Penyakit dapat disebabkan
oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, obat-obatan tertentu. meningitis
adalah penyakit yang sangat serius karena berada dekat dengan otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan
kematian.
1.2 Rumusan Masalah
· Bagaimana proses pengkajian pada pasien
dengan gangguan meningitis ?
·
Apakah diagnosa keperawatan pada pasien
dengan gangguan meningitis ?
·
Bagaimana perencanaan pada pasien dengan
ganggun meningitis ?
1.3 Tujuan
· Mengetahui proses pengkajian pada pasien
dengan gangguan meningitis
·
Mengetahui diagnosa keperawatan pada
pasien dengan gangguan meningitis
·
Mengimplentasi perencanaan pada pasien
dengan gangguan meningitis
1.4 Manfaat
·
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan meningitis yang meliputi pengkajian diagnose keperawatan,
dan perencanaan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Meningitis
Merupakan
inflamasi yang terjadi pada lapisan arachnoid dan piamatter di otak serta
spinal cord. inflamasi ini sering disebabkan oleh bakteri dan virus. (Donna
D.,1999).
Meningitis
adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis) yang disebabkan oleh virus , bakteri atau jamur. (Smeltzer,2001).
2.2 Etiologi
1) Bakterial
:
a. Pada
bayi prematur dan anak baru lahir-3bln
·
Streptococcus grup B (subtipe
III yang biasanya hidup di vagina)
·
Escherichia Coli (hidup
dalam saluran pencernaan)
·
Listeria monocytogenes (mengenai
bayi baru lahir dan menimbulkan epidemi)
b. .
Pada anak yang lebih besar
·
Neisseria meningitidis
·
Streptococcus pneumoniae
c. Pada
orang dewasa
·
Neisseria meningitidis
·
Streptococcus pneumoniae
·
Listeria monocygenes
2) Virus
:
·
Enterovirus
·
Virus herpes simpleks tipe 2
·
Virus varicella zoster
·
Paromisovirus
·
HIV
3) Jamur
:
·
Meningitis jamur yg paling sering adalah
meningitis Cryptococcal akibat Cryptoccus Neoformaris. Jenis
jamur lain yg sering dijumpai adalah spesies Hitoplasma Capsulatum, Coccidioides
Immitis, Blastromyces Dermatitidis dan Candida.
4) Parasit
:
·
Angiostrongylus Cantonensis
·
Gnathostoma Spinigerum
·
Schistosoma
5)
Non Infeksi :
·
Meningitis jenis ini disebabkan oleh
beberapa faktor : kanker, penyakit lupus, beberapa obat, cedera kepala,
pembedahan otak.
2.3 Manifestasi Klinis
Ada
3 gejala umum yaitu :
1)
Gejala infeksi akut :
- · Demam
- · Lesu
- · Anoreksia.
2)
Gejala kenaikan tekanan intracranial :
- · Nyeri kapala
- · Muntah
- · Kesadaran menurun dari apatis sampai koma
- · Kejang
- · Fotofobia
3)
Gejala rangsangan meningen positif :
- · Kaku kuduk
- · Kernig
- · Lasegue
- · Brudzinsky I
- · Brudzinsky II
2.4 Klasifikasi
1) Asepsis
Meningitis
asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan iritasi
meningen yang disebabkan oleh abses otak, ensefalitis, limfoma, leukimia, atau
darah di ruang subarakhnoid.
Spesifikasi
:
- Disebabkan oleh virus seperti
campak, mumps, herpes simpleks, dan herpes zooster.
- Tidak terbentuk eksudat dan pada
pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) tidak ditemukan adanya organisme.
- Inflamasi terjadi pada korteks
serebri, white matter, dan lapisan menigens.
2) Sepsis
Meningitis bakterial merupakan salah
satu penyakit infeksi yang menyerang susunan saraf pusat, mempunyai resiko
tinggi dalam menimbulkan kematian, dan kecacatan. Diagnosis yang cepat dan
tepat merupakan tujuan dari penanganan meningitis bakteri (Pradana, 2009).
Meningitis
sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri seperti
meningokokus, stafilokokus atau basilus influenza.
3)
Tuberculosa
Etiologi dari meningitis tuberkulosa
adalah Mycobacterium tuberculosis (Pradana, 2009)
Untuk
meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena
morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosa bukanlah karena
terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan
biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung
tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid
(Pradana, 2009).
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1)
Lumbal
Pungsi
Lumbal
pungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke
dalam ruang subarakhnoid diantara tulang belakang daerah lumbal ketiga dan
keempat atau antara lumbal keempat dan kelima hingga mencapai ruang
subarachnoid dibawah medulla spoinalis di bagian causa. Test ini dilakukan
untuk pemeriksaan cairan serebrospinalis. Pemeriksaan cairanserebrospinal
sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi.Selain itu juga
untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit
Hasil pemeriksaan lumbal pungsi :
- Jumlah leukosit meningkat
- Kadar
glukosa darah menurun
- Protein
meningkat
- Tekanan
cairan meningkat
- Asam
laktat meningkat
- Glukosa
serum meningkat
2)
EEG (Electroencephalography)
- Mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
3)
CT
Scan
- Untuk melihat adanya kontusio,
hematoma, hidrosefalus, edema otak.
4)
MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
- Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik,
dan malformasi arteriovena. salah satu bentuk pemeriksaan radiologi yang menggunakan
prinsip magnetisasi. MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan
perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan
lunak dalam tubuh, terutama otak
5)
Angiografi
serebral
- Membantu menentukan perdarahan, obstruksi arteri atau
adanya Titik oklusi/ ruptur. sebuah teknik sinar-x di mana zatwarna
disuntikkan ke dalam arteri yang mengarah ke otak
2.6 Komplikasi
•
Gangren: kondisi serius yang muncul
ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis/mati terjadi setelah seseorang
mengalami luka, infeksi/masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi
darah.
Pada
anak-anak yang menderita meningitis meningokokus yang parah, ruam petechial (bintik-bintik merah akibat
pendarahan didalam kulit) memburuk menjadi gangren sehingga kadang anggota
badan harus diamputasi.
- Sepsis: Infeksi meningitis dapat
memicu sepsis, suatu sindrom respons radang sistemik dimana terjadi
penurunan tekanan darah, denyut jantung cepat, suhu tubuh abnormal yang
tinggi/rendah, dan peningkatan laju napas.
- Resiko pendarahan: Aktivasi
berlebihan dari penggumpalan darah, dapar mengobstruksi aliran darah ke
organ dan secara langsung meningkatkan resiko pendarahan.
- Hidrosefalus: Dengan jaringan otak
membengkak, tekanan di dalam tengkorak akan meningkat dan otak yang
membengkak dapat mengalami herniasi melalui dasar tengkorak. Hal ini
terlihat dari menurunnya kesadaran, hilangnya refleks pupil terhadap
cahaya, dan postur tubuh abnormal. Terjadinya ini pada jaringan otak juga
dapat menyumbat aliran normal CSS di otak dan menyebabkan hidrosefalus.
- Kejang: Merupakan tahap awal
meningitis, disebabkan oleh peningkatan tekanan dan luasan daerah radang
di otak.
- Abnormalitas pada saraf kranial:
Adanya gangguan pada kelompok saraf yang berasal dari batang otak yang
mensuplai kepala dan leher dan mengontrol dari berbagai fungsi diantaranya
gerakan mata, otot wajah, dan fungsi pendengaran sehingga pada anak yang
mengalami meningitis dapat terjadi kebutaan, tuli, kelemahan, hilangnya
sensasi/gerakan dan fungsi berbagai bagian tubuh terutama pada bagian
wajah
- Infark serebri: Berkurangnya suplai
darah ke area tertentu di otak
2.7 Penatalaksanaan Medis
1)
Penanganan farmakologi
- Meningitis bakterial, umur <2 :="" bulan="" o:p="">2>
Cephalosporin
Generasi ke 3, atau Kombinasi Ampicilin 150-200
mg (400 mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosis sehari danChloramphenicol 50
mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis
·
Meningitis
bakterial, umur >2 bulan:
Kombinasi Ampicilin 150-200 mg (400
mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosis sehari danChloramphenicol 50
mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis, atau
Sefalosporin
Generasi ke 3
Dexamethasone dosis awal 0,5
mg/KgBB IV dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,5 mg/KgBB IV dibagi dalam 3
dosis, selama 3 hari. Diberikan 30 menit sebelum pemberian antibiotika
·
Antimikroba
Agen
Agen ini digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh
patogen paling mungkin dicurigai atau diidentifikasi seperti Ceftriaxone (Rocephin), Sefotaksim (Claforan)
·
AntivirusAgen
Agen ini mengganggu replikasi virus, mereka melemahkan atau meniadakan aktivitas virus. Seperti Acyclovir (Zovirax), Gansiklovir (Cytovene)
Agen ini mengganggu replikasi virus, mereka melemahkan atau meniadakan aktivitas virus. Seperti Acyclovir (Zovirax), Gansiklovir (Cytovene)
·
Antijamur
Agen ini digunakan dalam pengelolaan penyakit menular yang disebabkan oleh
jamur.
Nama obat : Flukonazol (Diflucan),
Flusitosin (Ancobon)
·
Antitubercular
Agen untuk Meningitis tuberkulosa Agen ini
digunakan dalam pengelolaan penyakit mikobakteri dalam kombinasi dengan agen
antitubercular lainnya. Nama obat : Isoniazid ,
Rifampicin
·
Kortikosteroid
Penggunaan steroid telah terbukti meningkatkan hasil keseluruhan dari pasien dengan beberapa jenis meningitis bakteri, seperti H influenzae, tuberkulosis, dan meningitis pneumokokus. Jika steroid diberikan, mereka harus diberikan sebelum atau selama pemberian terapi antimikroba. Nama obat : Deksametason
Penggunaan steroid telah terbukti meningkatkan hasil keseluruhan dari pasien dengan beberapa jenis meningitis bakteri, seperti H influenzae, tuberkulosis, dan meningitis pneumokokus. Jika steroid diberikan, mereka harus diberikan sebelum atau selama pemberian terapi antimikroba. Nama obat : Deksametason
·
DiuretikAgen
Agen ini digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mengobati edema otak. Nama Obat : manitol
Agen ini digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mengobati edema otak. Nama Obat : manitol
·
Menghentikan
kejang:
Diazepam 0,2-0,5
mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA, kemudian
dilanjutkan dengan:
Phenytoin 5 mg/KgBB/hari
IV/PO dibagi dalam 3 dosis atau
Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari
IM/PO dibagi dalam 3 dosis
·
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis
PO atau Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kali sehari
2)
Penanganan non-farmakologi
- · Konsumsi cairan sebanyak mungkin
- · Istirahat secara total
- · Diet makanan
- · Mandi air hangat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
3.1 Pengkajian Meningitis
- · Identitas :
Nama,
umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
nomor registrasi, tanggal pengkajian dan diagnose medis.
- · Keluhan utama :
Panas
badan meningkat, kejang dan kesadara menurun.
- · Riwayat penyakit sekarangm :
Anak
rewel, gelisah, muntah-muntah, panas badan meningkat.
- · Riwayat penyakit dahulu :
klien
sebelumnya menderita batuk, pilek, herpes
- · Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga
pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh; Herpes dan
lain-lain.
- · Imunisasi :
- · pemeriksaan fisik (ROS)
-
B1
(Breating)
Perubahan pernapasan
karena peningkatan tekanan intracranial
-
B2
(Blood)
Adanya kompresi pada
pusat vasokonstriktor menyebabkan terjadinya iskemik pada daerah tersebut, hal
ini yang menyebabkan terangsangnya vasomotor sehingga tekanan darah meningkat
-
B3
(Brain)
Kesadaran menurun
disebabkan oleh gangguan metabolism dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat
proses peradangan otak.
-
B4
(Blader)
Biasanya pada pasien
ensefalitis kebiasaan mitce normal frekuensi normal.
-
B5
(Bowel)
Penderita akan merasa mual dan
muntah karena peningkatan tekanan intracranial yang menstimulus hipotalamus
anterior dan nervus vagus sehingga peningkatan sekresi asam lambung (F. Sri
Susilanigsih, 1994).
3.2 Analisa Data
No
|
Data
Fokus
|
Masalah
|
Etiologi
|
1
|
DS:
-
Klien mengatakan sudah 3 hari
tidak bisa bangun dari tempat tidur
-
Klien mengeluh nyeri kepala dan
lemas
-
Klien mengatakan merasa mual dan
muntah
-
Klien mengatakan merasa demam
disertai menggigil
DO:
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
|
Resiko penyebaran infeksi
|
hematogen
|
2
|
DS:
Klien mengatakan merasa demam disertai
menggigil
DO:
Suhu: 390C
|
Hipertermia
|
Penyakit (meningitis)
|
3
|
DS:
Klien mengeluh nyeri kepala dan lemas DO:
-
Kaku kuduk (+)
-
Kernig’g sign (+)
-
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
-
Klien mendapatkan terapi panadol
500mg
-
Klien diberikan Cefotaxime 2 x 1
gram bd.
-
Klien diberikan Dexamethasone
0,15 mg/kg setiap 6 jam
|
Nyeri akut
|
Agens cidera biologis (infeksi)
|
4
|
DS:
Klien mengatakan merasa mual dan
muntah
DO:
-
Kaku kuduk (+)
-
Kernig’g sign (+)
-
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
-
Klien mendapatkan terapi panadol
500mg
-
Klien diberikan Cefotaxime 2 x 1
gram bd.
-
Klien diberikan Dexamethasone
0,15 mg/kg setiap 6 jam
|
Mual
|
Biofisik (meningitis)
|
5
|
DS:
-
Klien mengatakan sudah 3 hari
tidak bisa bangun dari tempat tidur
-
Klien mengeluh nyeri kepala dan
lemas
-
Klien mengatakan merasa mual dan
muntah
-
Klien mengatakan merasa demam
disertai menggigil
DO:
-
Suhu: 390C
-
Kaku kuduk (+)
-
Kernig’g sign (+)
-
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
-
Klien mendapatkan terapi panadol
500mg
-
Klien diberikan Cefotaxime 2 x 1
gram bd.
-
Klien diberikan Dexamethasone
0,15 mg/kg setiap 6 jam
|
Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
|
Peningkatan TIK
|
6
|
DS:
Klien mengatakan sudah 3 hari tidak
bisa bangun dari tempat tidur
DO:
-
Suhu: 390C
-
Kaku kuduk (+)
-
Kernig’g sign (+)
-
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
-
Klien mendapatkan terapi panadol
500mg
-
Klien diberikan Cefotaxime 2 x 1
gram bd.
-
Klien diberikan Dexamethasone
0,15 mg/kg setiap 6 jam
|
Hambatan mobilitas fisik
|
Nyeri dan gangguan neuromuscular
|
7
|
DS:
Klien mengatakan sudah 3 hari tidak
bisa bangun dari tempat tidur
DO:
-
Suhu: 390C
-
Kaku kuduk (+)
-
Kernig’g sign (+)
-
Pemeriksaan lumbal fungsi : hasil
kultur + Neisseria meningitidis
grup B
-
Klien mendapatkan terapi panadol
500mg
-
Klien diberikan Cefotaxime 2 x 1
gram bd.
-
Klien diberikan Dexamethasone
0,15 mg/kg setiap 6 jam
|
Resiko dekubitus
|
Penurunan mobilitas
|
3.3 Diagnosa Keperawatan
-Resiko
infeksi berhubungan dengan hematogen
2 -Resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan peningkatan TIK
3 - Hipertermia
berhubungan dengan penyakit
4 - Nyeri
akut berhubungan dengan agens cidera biologis (infeksi)
5 -Mual
berhubungan dengan biofisik (meningitis)
6 -Hambatan
mobilitas ditempat tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan neuromuscular
7 -Resiko
dubitus berhubungan dengan penurunan mobilitas
3.4 Intervensi
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan |
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Tindakan
|
Kamis, 01-09- 2016
Pukul 09.00
|
Infeksi
|
Setelah dilakukan tindakan 2 X 24 jam,
tidak terjadi penyebaran infeksi. Dengan kriteria hasil:
-
Suhu tubuh pasien normal (36,70C
– 37,70C)
-
TTV klien normal:
Suhu
((36,70C – 37,70C)
RR
: 16-20 kali/menit
Nadi:
60 – 100 kali/menit
TD:
120/80
(normal)
-
Hasil pemeriksaan lumbal fungsi
klien (-)
|
1.
Mengidentifikasi faktor resiko
infeksi
2.
Mengidentifikasi tanda dan gejala
infeksi
3.
Memonitor status perubahan
kesehatan
4.
Melakukan vaksinisasi yang
direkomendasikan
5.
Kolaborasi dengan dokter
pemberian antibiotik
|
Kamis, 01-09-2016 pukul 09.00
|
Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral berhubungan peningkatan TIK
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 X 24 jam, diharapkan :
1.
Nilai TIK normal
1.
Tanda vital normal
2.
Tidak terjadi defisit neurologi
|
1.
Monitor status neurologi setiap 2
jam: tingkat kesadaran, pupil, reflex, kemampuan motoric, nyeri kepala, kaku
kuduk.
2.
Pertahankan tirah baring dengan
posisi kepala datar
3.
Pantau tanda tanda vital sesuai
indika setelah tindakan lumbal
4.
Pantau GCS klien
5.
Beri tindakan yang menimbulkan
rasa nyaman.
6.
Kolaborasi dengan dokter
pemberian dexamethason dan terapi O2.
|
Kamis, 01-09- 2016
Pukul 09.15
|
Hipertermia berhubungan dengan
penyakit
|
Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam,
suhu tubuh klien normal. Dengan criteria hasil :
-
Suhu ((36,70C – 37,70C)
-
RR : 16-20 kali/menit
-
Nadi: 60 – 100 kali/ment
-
TD: 120/80
(normal)
-
Klien tidak merasa menggigil lagi
|
1.
Monitor tanda-tanda vital
2.
Melakukan control infeksi
3.
Melakukan pengecekan suhu secara
berskala
4.
Memandikan pasien dengan air
hangat.
5.
Kolaborasi pemberian obat antipiretik
6.
Kolaborasi pemberian nutrisi
total perenteral
|
Kamis, 01-09- 2016
Pukul 09.20
|
Nyeri akut berhubungan dengan agens
cidera biologis (infeksi)
|
Setelah dilakukan tindakan selama 1 X
24 jam, nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
-
Skala nyeri 0
-
Klien tidak menyeeluh sakit
kepala lagi
-
Klien tidak merasa lemas lagi
|
1.
Melakukan manajemen nyeri
2.
Hindari pasien dari suara-suara
bising
3.
Atur posisi pasien senyaman
mungkin
4.
Memberikan terapi relaksasi
5.
Kolaborasi pemberian obat
analgesik
|
Kamis, 01-09-2016 pukul 10.00
|
Mual berhubungan dengan biofisik
(meningitis)
|
Setelah dilakukan tindakan selama 1 X
24 jam, mual dapat teratasai. Dengan kriteria hasil:
-
Nafsu dapat mengontrol mual dan
muntah
-
Nafsu makan klien meningkat
-
Terjadi keseimbangan elektrolit
dan asam basa
|
1.
Monitor asupan dan haluaran
cairan pasien
2.
Melakukan manajemen mual dan
muntah
3.
Monitor kesimbangan nutrisi
pasien
4.
Kolaborasi pemberian terapi
intravena
|
Kamis, 01-09-2016 pukul 19.00
|
Hambatan mobilitas ditempat tidur
berhubungan dengan nyeri dan gangguan neuromuscular
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatab
selama 4 X 24 jam, klien dapat melakukan mobiliasasi. Dengan kriteria hasil:
1.
TTV klien normal : Nadi klien
normal (60-100 kali/menit)
TD:
120/80
2.
Skala nyeri 0
3.
Klien dapat melakukan ambulasi
4.
Klien dapat menggerakn
sendi-sendi tubuhnya
5.
Fisik pasien kembali bugsar
|
1. Kaji tingkat
kemampuan ROM aktif pasien
2.
Melakukan latihan peregangan
3.
Melakukan terapi pergerakan sendi
4.
Melakukan pengaturan posisi
pasien (miring kanan dan miring kiri)
5.
Kolaborasikan pada fisioterapi
dalam melakukan terapi ROM
|
Jumat, 01-09-2016 pukul 18.00
|
Resiko dubitus berhubungan dengan
penurunan mobilitas
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam resiko dekubitus dapat diatasi
dengan criteria hasil :
1.
Klien dapat menggerakan tubuhnya.
2.
Klien tidak lemas
3.
Klien bisa bangun dari tempat
tidur
|
1.
Pantau tanda-tanda vital klien
2.
Anjurkan klien miring kanan dan
miring kiri
3.
Berikan posisi nyaman klien
4.
Bersikan tubuh pasien secara
teratur
5.
Kolaborasikan dengan ahli fisioterapi
|
BAB IV
PENUTUP
4.I Kesimpulan
·
Meningitis adalah radang membrane
pelindung system saraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, luka fisik, kanker, obat-obatan tertenru.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, amin. 2015. Nanda Nic-Noc. jogjakarta:
mediaction.
Eric, muhamad. 2010. mikrobiologi kedoteran.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Aminoft,
michael. 2015, clinical neurology. United states of ameica: craw
education.
Lippincot,
Williams & Wilkins.2011.Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit.Jakarta:Indeks.
Muttaqin,
Arif.2008.Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.Jakarta:Salemba
Medika.
Suririnah.2009.Buku
Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Sears,
William & Martha Sears.2003.THE BABY BOOK.Jakarta:Serambi.
Susanti,
Desi. 2012. Disitasi https://www.scribd.com/doc/84882440/Makalah-Askep-Meningitis. Diakses tanggal 26 Mei 2017.
Free Casino Site - Lucky Club
BalasHapusGet the latest offers from luckyclub.live Lucky Club ✓ Find the best free spins bonus on our online casino site! Check if you can play with Casino · Games · Casino Games
Playtech casino and games games - Dr. MD
BalasHapusPlaytech casino games · Playtech slots 김천 출장마사지 · 인천광역 출장샵 Playtech games · Playtech games · Playtech games · 안산 출장안마 Playtech games 경주 출장안마 · Playtech games · 광주광역 출장안마 Playtech games · Playtech games · Playtech games · Playtech games